Gaji Tentara Bayaran Israel

Gaji Tentara Bayaran Israel

VIVA Militer: Unit intelijen tempur serang tentara bayaran Rusia

Selain menjaga perbatasan Gaza dan Yordania, para tentara bayaran diberi tanggung jawab menjaga perbatasan dengan Mesir.

"Ada banyak PMC (Perusahaan Militer Swasta) di sini. Mereka berbagi pekerjaan secara tradisional, mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba," kata Flores.

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Meski menerima gaji yang cukup besar, Flores membantah telah ikut serta dalam pertempuran langsung melawan pasukan Hamas, apalagi membunuh warga sipil Palestina.

Israel Gunakan Tentara Bayaran untuk Perang Gaza Utara, Gaji Bulanan antara Rp 67 Juta - Rp 84 Juta

TRIBUNNEWS.COM- Sejak dimulainya genosida warga Palestina di Gaza, pemerintah Israel telah beralih menggunakan tentara bayaran untuk mengatasi krisis perekrutan.

Ini termasuk kerja sama dengan intelijen Jerman untuk merekrut pencari suaka dari Afghanistan, Libya, dan Suriah.

Mereka ditawari gaji bulanan antara €4.000 (Rp 67 Juta) hingga €5.000 (Rp 84 juta) dan memperoleh kewarganegaraan Jerman dengan cepat, banyak yang telah bergabung dalam perjuangan ini.

Laporan menunjukkan bahwa sekitar 4.000 imigran dinaturalisasi antara bulan September dan Oktober saja,” tulis kolumnis The Cradle Mohamed Nader al-Omari.

Baca juga: Perusahaan Tentara Bayaran AS Bersaing Dapatkan Kontrak Besar Kendalikan Keamanan di Gaza Utara

Israel sedang menjajaki peluncuran “program percontohan” yang dapat melihat perusahaan keamanan swasta AS menggantikan tentara di Gaza utara.

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

TRIBUN-VIDEO.COM - Di tengah krisis perekrutan yang dihadapi militer Israel, pemerintah negara tersebut dikabarkan telah beralih menggunakan tentara bayaran.

Hal ini termasuk kerja sama dengan intelijen Jerman dalam merekrut pencari suaka dari Afghanistan, Libya, dan Suriah.

Rupanya, para tentara bayaran itu ditawari gaji bulanan senilai €4.000 hingga €5.000.

Dikutip dari Tribunnews, bayaran itu sekira Rp 67 juta hingga Rp 84 juta.

Baca: Video Mencekam Adu Tembak IDF Vs Al Quds, Ledakan Dahsyat hingga Tentara Israel Dilumat Kobaran Api

Baca: Jenderal Iran Anggap Israel Kalah karena Setujui Gencatan Senjata di Lebanon: Hizbullah Terus Tumbuh

Selain itu, mereka juga akan mendapat kewarganegaraan Jerman dengan cepat.

Sekira 4.000 imigran telah dinaturalisasi mulai September hingga Oktober 2024.

Tak hanya itu, Israel dikabarkan sedang menjajaki “program percontohan” yang memungkinkan perusahaan keamanan swasta AS mengambil alih sebagian peran militer di Gaza utara.

Program ini bertujuan untuk melindungi konvoi bantuan makanan dan obat-obatan dari gangguan militan lokal.

Dan juga membebaskan tentara Israel dari tugas-tugas tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Gunakan Tentara Bayaran untuk Perang Gaza Utara, Gaji Bulanan antara Rp 67 Juta - Rp 84 Juta

# Israel # tentara bayaran # Gaza Utara # gaji # perang

Editor: Bintang Nur Rahman

Reporter: Isti Ira Kartika Sari

Video Production: Erik Pratama

Sumber: Tribunnews.com

JAKARTA – Perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina di Gaza telah menimbulkan kerugian signifikan terhadap pasukan pertahanan Israel (IDF). Ratusan tentara IDF telah dikonfirmasi tewas dengan ribuan lainnya dilaporkan cacat dan menderita gangguan mental atau gangguan stres pasca trauma (PTSD).

Israel telah memanggil ratusan ribu pasukan cadangannya untuk diterjunkan ke dalam perang di Gaza. Namun, ternyata para tentara IDF tidak menerima gaji atau pembayaran yang setara dengan upah minimum di negara zionis tersebut.

Pada 2022, Kementerian Pertahanan dan Keuangan Israel mengumumkan kenaikan gaji untuk tentara wajib IDF.

Melansir dari The Times Of Israel, kenaikan gaji tersebut merupakan kenaikan gaji pertama bagi tentara dalam kurun waktu lebih dari lima tahun. Secara teknis, tentara IDF tidak menerima gaji, melainkan menerima ‘biaya subsisten’, yang jauh lebih rendah dari upah minimum.

Masa kerja penuh akan didefinisikan sebagai 24 bulan dan akan sama untuk pria dan wanita. Pengumuman kementerian menyatakan bahwa masa kerja untuk berbagai peran akan ditentukan kemudian.

Pembebasan lebih awal akan memungkinkan tentara yang diberhentikan untuk memulai karier sipil lebih awal, yang mempunyai konsekuensi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Saat ini, IDF memiliki empat tingkat pembayaran untuk tentara dengan pasukan di unit garis depan menerima gaji tertinggi sebesar NIS2,032 atau sekitar Rp7,9 juta per bulan, pasukan di unit tempur lainnya menerima NIS1,642 atau sekitar Rp6,4 juta, tentara di unit pendukung tempur menerima NIS1,195 atau sekitar Rp6,4 juta dan tentara di unit administratif menerima NIS823 atau Rp3,2 juta.

Dengan kenaikan gaji baru, pasukan garis depan akan menerima NIS3,048 atau sekitar Rp11,9 juta, pasukan tempur akan menerima NIS2,463 atau sekitar Rp9,6 juta, pendukung tempur akan menerima NIS1,793 atau sekitar Rp7 juta dan tentara administratif akan menerima NIS1,235 atau sekitar Rp4,8 juta setiap bulannya.

Kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, belakangan menjadi sorotan setelah menyatakan tak lagi merekrut prajurit dari penjara.

Para kombatan bayaran Wagner Group kerap berada di garis depan pertempuran Ukraina bertaruh nyawa mereka. Bahkan, salah satu personel bisa dibunuh anggota sendiri jika kabur dari pertempuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan itu sebelumnya dikenal memiliki serdadu dari kumpulan narapidana. Namun kini, mereka tak lagi merekrut para tahanan tersebut setelah mengalami kerugian besar di Ukraina selatan, menurut dua sumber dekat Wagner kepada Middle East Eye.

"Kami telah sepenuhnya menyetop perekrutan narapidana ke PMC Wagner. Mereka yang bekerja untuk kami sekarang memenuhi semua kewajibannya," kata Prigozhin seperti dikutip CNN, Kamis (9/2).

Prigozhin tak menjelaskan alasan dia menyetop perekrutan napi sebagai prajuritnya. Namun sejumlah pihak menilai langkah ini merupakan perubahan strategi perang Wagner.

Terlepas dari ini, berapa sebetulnya gaji tentara Wagner?

Sebelum ada perang, tentara Wagner biasa dibayar sekitar US$3 ribu (setara Rp45 juta) sampai US$5 ribu (setara Rp75 juta) sebulan.

Namun, setelah perang pecah di Ukraina, gaji itu itu meningkat menjadi US$10 ribu (setara Rp151 juta), menurut sumber Middle East Eye.

Dengan gaji yang menggiurkan ini, Wagner berusaha menawarkan upah tersebut kepada para pejuang asing dari Turki, Serbia, Ceko, Polandia, Hongaria, Jerman, Kanada, Moldova, dan Amerika Latin.

Para prajurit asing ini bahkan disebut ditawarkan upah yang lebih tinggi dari gaji biasanya.

Saat ini, Wagner diyakini telah menghubungi kelompok kriminal lokal di Amerika Latin dan negara-negara Eropa seperti Ceko, Moldova, dan Hongaria untuk direkrut. Wagner disebut ingin memiliki pasukan yang haus darah dan tak segan membunuh demi uang.

"Mereka biasanya akan merekrut orang-orang dengan pengalaman militer yang solid, namun invasi telah mengubah Wagner," kata sumber anonim.

"Sekarang mereka mencoba menjangkau individu-individu yang tidak akan ragu untuk membunuh orang dan membutuhkan uang tunai," ucapnya.

Menurut sumber, informasi perekrutan ini sendiri sudah mulai disebarkan lewat oligarki Rusia yang tinggal di Eropa dan perantara-perantara mereka yang memiliki hubungan dengan kelompok kriminal setempat.

Para perantara digambarkan sebagai "orang-orang yang akrab dengan formasi pro-Rusia lokal, mantan tentara, dan organisasi kriminal".

Nama kelompok bayaran Wagner kembali menjadi perbincangan usai bos mereka, Yevgeny Prigozhin, dinyatakan tewas dalam insiden pesawat jatuh di Rusia. Peristiwa tewasnya Prigozhin ini terjadi usai dua bulan Wagner memberontak ke Presiden Rusia, Putin.

Melansir dari detikFinance, tantara bayaran Wagner ini pertama kali berdiri pada 2014 lalu. Mereka adalah tentara bayaran Putin yang di awal berdirinya mendukung pasukan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Mengutip dari Marca, Jumat (25/8/2023), para tentara yang bertaruh nyawa di garis depan dikabarkan bergaji sangat besar. Namun tidak ada yang bisa memastikan jumlah pasti gaji dari tentara-tentara ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, dinas rahasia negara-negara Barat berspekulasi gaji tentara bayaran Wagner sekitar 3.000 euro atau Rp 49,5 juta (kurs Rp 16.500/euro) yang dibayarkan dalam bentuk uang dan emas.

Namun, begitu besaran gaji ini tidaklah sama dengan yang ditawarkan Prigozhin kepada orang-orang yang ia rekrut di penjara hingga saat ini. Untuk yang terakhir, ia memberikan angka sekitar 2.200 euro atau Rp 36,3 juta dalam kontrak kerja sekitar enam bulan.

Artikel ini sudah tayang di detikFinance, baca selengkapnya di sini

SERAMBINEWS.COM - Israel dikabarkan mengalami kerugian besar akibat perang dengan Pasukan Perlawanan yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan sejak 7 Oktober Tahun lalu.

Departemen Keuangan Israel mengungkap, bahwa ekonomi negaranya kini sedang merugi besar, hingga terancam jatuh ke jurang inflasi akibat perang.

Ancaman ini diungkap usai Perdana Menteri Israel mulai meningkatkan operasi militernya ke wilayah Gaza, dengan tujuan untuk memukul mundur militan Hamas.

Namun akibat perang yang tak kunjung rampung, perlahan Israel mulai kehilangan pasukan tempur.

Posisi Israel di Gaza bahkan semakin terdesak usai para tentara cadangan dari batalion perang menolak perintah Netanyahu untuk melanjutkan invasi melawan Hamas di jalur Gaza.

Masalah ini kemudian mendorong pemerintah Israel untuk menaikan gaji para tentara bayarannya agar mereka mau melanjutkan invasi di Gaza.

Mengutip Serambinews, Selasa (26/3/2024), menurut laporan yang dirilis Al Mayadeen, dalam sebulan tentara bayaran perang Israel bisa mendapatkan upah sekitar 7.500 dolar AS atau Rp 118 juta.

Tak sampai disitu, gaji para tentara bayaran bahkan diperkirakan bisa mencapai 17.000 dolar AS atau setara Rp 268 juta.

Baca juga: Jurnalis Palestina Bayan Abusultan Hilang setelah Israel Membunuh Keluarganya

Adapaun besaran gaji para tentara bayaran Zionis itu dibeberkan oleh Kepala Ekonom Departemen Keuangan Israel, Shmuel Abramzon.

Namun, imbas kenaikan upah, anggaran pengeluaran militer Israel per tahun 2024 mengalami pembengkakan sebanyak 582 miliar shekel atau sekitar 155 miliar dolar AS.

Angka tersebut melonjak tajam bila dibandingkan dengan anggaran tahun lalu sebelum perang pecah.

Dimana per Mei 2023 Kementerian keuangan Israel hanya menganggarkan biaya belanja perlengkapan militer sebanyak 70 miliar shekel atau 19 miliar dolar AS.

Selain memicu pembengkakan anggaran, perang juga membuat ekonomi Israel merosot hingga 19,4 persen pada kuartal IV 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Menurut data, perekonomian Israel hanya tumbuh dua persen sepanjang tahun 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 6,5 persen pada tahun 2022.

Kini, Bank Sentral Israel terpaksa memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahun ini menjadi 2 persen, dari perkiraan yang seharusnya sebesar 3 persen.(*)

Baca juga: Menkeu Israel Ungkap Ekonomi Negaranya Merugi Akibat Tentara Bayaran, Gajinya Mencapai Ratusan

Terkuak, Segini Gaji Tentara Bayaran yang Disewa Israel Buat Kepung Gaza

Senin, 13 November 2023 - 09:24 WIB

Gaza – Tentara bayaran Neo-Nazi asal Spanyol, Pedro Diaz Flores mengungkap ada lusinan tentara bayaran yang disewa pasukan Zionis Israel untuk mengepung Gaza, Palestina.

Flores merupakan tentara bayaran yang memiliki banyak jam terbang. Sebelumnya ia disewa untuk mendukung unit Neo-Nazi Ukraina, Resimen Azov untuk berperang melawan militer Rusia sepanjang 2022.

VIVA Militer: Tentara Neo-Nazi Spanyol bayaran Israel, Pedro Diaz Flores

Bayaran tinggi yang diiming-imingi Israel membuatnya tergoda meninggalkan front Timur Ukraina dan pilih bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Flores mengungkap, Israel membayarnya seharga 3.900 Euro per pekan atau setara dengan Rp65 juta perminggu.

"Jadi saya datang demi ekonomi, demi uang. Mereka membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan bagus dan pekerjaannya tenang," ujar Flores dilansir dari Middle East Monitor Senin, 13 November 2023.

Meski menerima gaji yang cukup besar, Flores membantah telah ikut serta dalam pertempuran langsung melawan pasukan Hamas, apalagi membunuh warga sipil Palestina.

Dia mengaku hanya diberi tugas menjaga pos perbatasan Israel dan Jalur Gaza serta Israel dengan Yordania.

Dalam pertempuran melawan Hamas, Flores mengungkap, ada lusinan tentara bayaran yang didatangkan rezim Zionis Benjamin Netanyahu dari berbagai negara.