Makam Dewa Kuno

Makam Dewa Kuno

Dewa-dewi Mesir Kuno adalah dewa dan dewi yang disembah pada masa Mesir Kuno. Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa (politeisme). Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Apollo adalah dewa muda, putra Zeus dan nimfa Leto, sekaligus saudara kembar Artemis. Banyak orang menganggap Apollo sama dengan Helios, dewa matahari. Apollo juga adalah dewa yang pandai memainkan lira.

Apollo tidak menikah dan tak memiliki banyak anak, meskipun ia terkadang jatuh cinta. Salah satu putra Apollo adalah Asklepios, dewa pengobatan.

Kuil Apollo di Delphi merupakan orakel yang terkenal. Orang-orang berdatangan ke sana dari seluruh Yunani untuk memperoleh ramalan masa depan. Ada kisah bahwa ketika Apollo pertama kali datang ke Delphi, ada seekor ular besar, disebut Pythia, yang hidup di sana. Apollo membunuh naga itu dan semenjak itu Delphi menjadi kuilnya. Kisah ini kemungkinan mencerminkan latar belakang sejarah dimana sebelum bangsa Yunani datang dengan membawa dewa baru mereka Apollo, di Delphi ada dewi bumi yang sudah lebih dahulu disembah.

Kisah lain tentang Apollo adalah mengenai Kassandra. Ada pula kisah mengenai Helios dan Phaithon.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.

Hoki modern dianggap berasal dari Inggris.

Bobo.id – Teman-teman ada yang tahu olahraga hoki?

Olahraga yang merupakan gabungan golf dengan sepak bola ini sangat menyenangkan.

Namun, sebenarnya dari mana, sih, asal usul olahraga hoki?

BACA JUGA: 5 Fakta Menarik Hoki, Salah Satu Cabang Olahraga di Asian Games 2018

Mesir Kuno dianggap sebagai daerah yang melahirkan olahraga hoki.

Itu karena di sebuah kuburan, ada relief yang menggambarkan olahraga bola dan tongkat ini.

Kuburan itu terletak di Lembah Raja di Bani Hasan yang dulunya merupakan bagian dari Mesir Kuno.

Bukti lain olahraga ini berasal dari Mesir adalah masih adanya orang-orang di beberapa daerah di Mesir yang meminkan permainan ini.

Mereka menamakan permainan ini sebagai hoksa, mirip kan, dengan nama hoki.

Orang-orang di daerah pelosok di Mesir itu membuat tongkat hoki dari pelepah daun palem.

BACA JUGA: Suka Berolahraga Hoki? 5 Manfaat Kesehatan Ini Pasti Akan Kamu Peroleh

Menyebar ke Negara Lain

Setelah hoki diciptakan di Mesir, permainan ini menyebar ke negara-negara lain.

Misalnya saja ke Arab, Afrika, dan Eropa, termasuk Yunani.

Di Arab sendiri, permainan ini disebut sebagai dahwa dengan bolanya dibuat dari kayu.

Sedangkan di Afrika, olahraga hoki disebut sebagai thepu dengan bolanya dibuat dari karet.

BACA JUGA: Sejarah Panahan, Olahraga yang Sudah Ada Sejak 25.000 Tahun Lalu

Hoki Modern dari Inggris

Meskipun hoki sudah muncul sejak zaman Mesir Kuno, tapi hoki modern yang sekarang dimainkan ini dianggap berasal dari Inggris.

Di Inggris sendiri, permainan ini sudah ada sejal tahun 1800-an dan dinamakan hoki atau hockey dalam bahasa Inggris.

Banyak orang yang meyakini kalau nama hockey ini diambil dari kata hook dalam bahasa Inggris.

Hook ini sendiri merupakan penyebutan dari bagian stok hoki yang melengkung.

Dari Inggris, permainan ini kemudian menyebar ke Eropa dan dibawa sampai ke negara-negara lain.

BACA JUGA: Sejarah Olahraga Polo Air, Dulunya Dimainkan oleh Anak-Anak Pedesaan di Sungai

Lihat video ini juga, yuk!

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi

Nationalgeographic.co.id—Oceanus adalah salah satu dewa utama dalam mitologi Yunani. Namun, keberadaannya sering kali terlupakan dalam interpretasi modern, yang cenderung hanya menonjolkan 12 dewa Olimpus sebagai pusat mitologi Yunani.

Digambarkan dengan ekor ikan dan tanduk seperti capit kepiting, Oceanus menguasai sungai mistis yang mengelilingi dunia. Ia menjaga jarak dari konflik manusia maupun dewa, hidup damai jauh dari hiruk-pikuk duniawi.

Sebagai dewa abadi yang tenang dan berbeda dari kebanyakan dewa Yunani, Oceanus dianggap sebagai bapak dari semua perairan, termasuk sungai, mata air, dan aliran air.

Tanpa Oceanus, kehidupan manusia tidak akan mungkin berlangsung, terutama di wilayah-wilayah dunia Yunani kuno yang sangat bergantung pada sumber daya air untuk bertahan hidup.

Seperti Apa Rupanya Oceanus?

Oceanus (juga dikenal sebagai Ogen atau Ogenus) adalah salah satu dari 12 Titan, anak-anak Gaia, dewi bumi purba, dan Uranus, dewa langit. Ia menikah dengan saudara perempuannya, Tethys, dewi air tawar, dan bersama-sama mereka menjadi orang tua dari banyak dewa air.

Meskipun Oceanus adalah sosok yang penyendiri, warisannya terutama dikenang melalui anak-anaknya. Dua putrinya, Metis dan Eurynome, memiliki peran penting dalam mitologi Yunani.

Metis, yang hamil ketika menikah dengan Zeus, ditelan oleh Zeus setelah ramalan menyebutkan bahwa anak mereka akan melampaui kekuasaan Zeus.

Metis kemudian melahirkan Athena, yang muncul dari kepala Zeus dalam bentuk yang spektakuler. Eurynome, di sisi lain, adalah ibu dari tiga Charites (Graces), dewi kecantikan, kegembiraan, dan pelayan Aphrodite.

Dalam mitos Yunani, Oceanus sering dianggap sebagai personifikasi sungai besar mitologis yang mengelilingi dunia—dan kemudian, laut itu sendiri.

Gambaran dirinya bervariasi tergantung zaman dan seni. Dalam mosaik, fresko, dan lukisan vas Yunani, Oceanus biasanya digambarkan sebagai pria tua berjanggut dengan capit kepiting atau tanduk banteng yang muncul dari pelipisnya.

Baca Juga: Mengenal Iapetus: Titan Kematian Sekaligus Kakek dari Ras Manusia

Cierra Tolentino dalam Oceanus: The Titan God of the River Oceanus yang dimuat pada laman History Cooperative, mengungkap bahwa pada masa Yunani Helenistik, Oceanus kadang digambarkan dengan bagian bawah tubuh menyerupai ikan

"Penggambaran ini memperkuat hubungannya dengan air. Namun, tidak selalu konsisten," tulis Tolentino. "Sebagai contoh, sebuah patung dari abad ke-2 Masehi di Ephesus menggambarkan Oceanus sebagai pria biasa yang sedang berbaring, tanpa tanda-tanda ekor ikan atau capit kepiting."

"Oceanus adalah sosok yang menghubungkan perairan dunia dan memainkan peran penting dalam mitologi Yunani, meskipun ia lebih sering dikenal melalui kontribusi anak-anaknya," paparnya.

Menurut Theogony karya Hesiod, sebuah puisi abad ke-8 SM tentang asal-usul para dewa Yunani, Oceanus adalah Titan tertua. Dari semua anak yang lahir dari Gaia (Bumi) dan Uranus (Langit), Oceanus dikenal sebagai sosok yang paling penyendiri secara alami.

Oceanus menikah dengan saudara perempuannya, Tethys, yang juga dikenal sebagai sosok yang tenang dan pendiam. Sebagai pasangan, mereka menjadi orang tua dari semua sungai, aliran air, mata air, dan nimfa di dunia.

Dalam Theogony, disebutkan bahwa Oceanus dan Tethys memiliki "tiga ribu putri yang berkaki indah" dan jumlah putra yang setara, jika tidak lebih banyak.

Dari anak-anak mereka, beberapa menjadi dewa sungai (Potamoi), nimfa air (Oceanid), dan nimfa awan (Nephelai). Bahkan, 60 putri Oceanus dan Tethys menjadi pengikut Artemis dan sering digambarkan sebagai paduan suara yang mendampingi sang dewi pemburu.

Nama "Oceanus" secara etimologis terkait dengan kata "samudra," sehingga mungkin orang akan berpikir bahwa ia adalah dewa lautan. Namun, itu tidak sepenuhnya benar.

Oceanus adalah dewa yang melambangkan Sungai Oceanus, sungai besar mistis yang mengelilingi dunia dalam mitologi Yunani. Sungai ini dianggap sebagai sumber utama semua air di bumi—sungai, mata air, dan air mancur semuanya berasal dari Oceanus dan pada akhirnya kembali ke sana.

Baca Juga: Dewa Yunani Kuno Aether Bertakhta di Lapisan Atmosfer Tertinggi

"Interpretasi yang menganggap Oceanus sebagai dewa lautan baru muncul belakangan. Dalam mitologi awal, Oceanus bukan penguasa lautan, tetapi dewa sungai besar yang menjadi asal usul segala perairan," jelas Tolentino.

Oceanus juga dipercaya memiliki hubungan dengan peredaran benda langit. Dalam himne Homer, Helios (dewa matahari) dan Selene (dewi bulan) digambarkan muncul dan terbenam di perairan Oceanus setiap hari untuk beristirahat.

Meskipun ia sering diasosiasikan dengan laut, peran Oceanus yang asli adalah sebagai personifikasi sungai besar yang mistis, bukan penguasa lautan seperti Poseidon.

Apa itu Sungai Oceanus, dan di Mana Letaknya?

Sungai Oceanus adalah sumber utama semua air tawar dan air asin di dunia menurut mitologi Yunani. Setiap sungai, mata air, dan sumur—baik di daratan maupun di tempat lain—dikatakan berasal dari Sungai Oceanus. Dalam mitos, Oceanus juga dikenal sebagai bapak dari para dewa sungai dan peri air yang tak terhitung jumlahnya.

Kosmografi Yunani kuno menggambarkan Bumi sebagai cakram datar dengan Sungai Oceanus mengelilingi seluruh tepinya. Laut Aegea terletak di pusat cakram ini, sementara untuk mencapai Oceanus, seseorang harus melakukan perjalanan ke ujung dunia.

Theogony menempatkan Oceanus di dekat jurang Tartarus, sedangkan Odyssey oleh Homer menggambarkannya sebagai sungai yang mengalir dekat Elysium, tempat peristirahatan jiwa yang diberkati.

Mitologi ini mencerminkan cara orang Yunani kuno memandang dunia mereka dan posisinya di dalam kosmos. Oceanus sering digambarkan sebagai batas terakhir yang memisahkan dunia manusia dari tempat-tempat misterius seperti taman Hesperides di Utara atau tanah gelap Cimmerii di Barat, yang dipercaya sebagai pintu masuk ke Dunia Bawah.

Selain itu, Oceanus muncul dalam kisah perjalanan besar seperti yang dilakukan Perseus saat menghadapi para Gorgon dan Odysseus dalam perjalanannya kembali ke Ithaca.

Beberapa ahli percaya bahwa Sungai Oceanus adalah cara orang Yunani kuno menggambarkan Samudra Atlantik, yang pada waktu itu terlihat seperti lautan luas tanpa batas yang mengelilingi dunia yang mereka kenal.

Apa Mitos Tentang Oceanus?

Baca Juga: Hemera: Dewi Yunani Kuno yang Berevolusi Bersama Fajar Menyinsing

Oceanus adalah dewa yang tenang dan cenderung menjauh dari konflik. Ia jarang terlibat langsung dalam peristiwa mitologi Yunani, tetapi ada beberapa cerita yang mencerminkan sifatnya sebagai sosok penyendiri.

Dalam mitos penggulingan Uranus, ketika Uranus memenjarakan Cyclops dan Hecatonchires di Tartarus, Gaia meminta anak-anaknya untuk membantunya melawan perbuatan ini.

Namun, hanya Cronus, Titan termuda, yang berani bertindak dan mengebiri ayah mereka. Oceanus, di sisi lain, memilih untuk tidak terlibat.

Dalam beberapa sumber, seperti komentar Proclus Lycius tentang Timaeus karya Plato, Oceanus digambarkan sebagai sosok yang penuh keraguan.

Ia dikatakan ragu-ragu untuk berpihak pada Cronus melawan ayah mereka yang tiran atau tetap setia kepada Uranus. Akhirnya, Oceanus tidak mendukung salah satu pihak, menggambarkan dirinya sebagai dewa yang bimbang dan tidak selalu acuh tak acuh.

Sikap Oceanus yang tenang, tetapi terkadang penuh emosi, mencerminkan sifat lautan itu sendiri: tak terduga dan luas.

Meski tampak menyendiri, Oceanus tetap menjadi sosok penting dalam mitos sebagai sumber kehidupan dan bagian tak terpisahkan dari kosmos Yunani kuno.

Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan